Tidak Ada Selamat dalam “Selamat Tahun Baru Islam”

Tiap memasuki bulan Muharam, ucapan selamat bertebaran. Selamat Tahun Baru Islam, Happy Islamic New Year, Happy Muharram. Tapi apakah tahun baru hijriah itu momen perayaan suka cita? Atau saat yang tepat untuk merenungi tragedi besar dalam sejarah Islam? Khotbah Jumat atau pengajian tetap berjalan di bulan Muharam. Tapi nyaris tidak pernah menyebut tragedi Karbala.

Lanjutkan membaca “Tidak Ada Selamat dalam “Selamat Tahun Baru Islam”” →

Nowruz dan Rakyat Iran

Sampai saat ini, saya belum pernah menghirup udara Nowruz di musim semi. Terlebih merasakan hiruk-pikuk masyarakat Iran dalam menyambut Nowruz. (Nowruz secara bahasa berarti “hari baru”, yakni hari pertama hijriah syamsiah sekaligus awal musim semi). Tentu saya tidak akan pernah bisa merasakan sebagaimana mereka telah merasakannya selama ribuan tahun. Sebuah suasana yang sedikitnya menyerupai jelang lebaran di tanah air; di mana warga memenuhi jalan-jalan dan pasar meski tak peduli harga naik untuk kemudian kembali ke kampung halaman masing-masing.

Sosiolog muslim Iran, Ali Syariati, menyampaikan definisinya tentang Nowruz sebagai sebuah momen penyatu rakyat Iran. Menyatu dengan alam yang kembali tumbuh subur setelah sebelumnya tertidur oleh musim dingin; menyatu bersama dalam sebuah momen kultur yang terus dipertahankan selama ribuan tahun. Dipertahankan dari infiltrasi budaya asing yang tidak memiliki akar di tanahnya.
Lanjutkan membaca “Nowruz dan Rakyat Iran” →