Sambil mengangkat Al-Qur’an dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-78, Sayid Ebrahim Raisi mengutip surah Al-Baqarah ayat 136. Presiden kedelapan Republik Islam Iran itu tampil menyuarakan pesan-pesan dari kitab suci. Raisi merespon diskriminasi yang menimpa umat Islam termasuk serangkaian aksi pembakaran Al-Qur’an di negara Barat.

“Apakah ini pertama kalinya mereka membakar firman Tuhan dan mengira mereka dapat membungkam suara langit selamanya? Apakah Namrud, Firaun, dan Qarun berhasil mengalahkan Ibrahim, Musa, dan Yesus?” kata Ebrahim Raisi di hadapan pemimpin negara dunia.

Al-Qur’an, kata Raisi, mengajak manusia pada rasionalitas, spiritualitas, keadilan, akhlak, dan kebenaran. Sejumlah ayat di dalamnya yang berbicara tentang persatuan umat manusia terkadang membangkitkan kebencian di hati kelompok arogan dan penindas. Namun, konsep persatuan yang disampaikan para nabi—yang membangun peradaban manusia—selalu abadi dan tidak akan pernah terbakar.

Embed from Getty Images

Jika persatuan umat manusia melawan kezaliman menjadi perhatian Raisi, terlebih lagi persatuan umat Islam. Hal itu yang menjadi landasan kebijakan negara yang dipimpinnya.

Pada Desember 2023, Raisi menghubungi Abdel Fattah el-Sisi yang kembali terpilih menjadi Presiden Mesir. Raisi menegaskan kebijakan negaranya dan menyampaikan perhatiannya soal Palestina.

“Bagi Imam Khomeini, kebijakan Republik Islam Iran selalu didasarkan pada peningkatan kehormatan umat Islam serta persatuan Syiah dan sunnī. Karena itu kami selalu menyatakan bahwa hak rakyat Palestina adalah isu utama dan mendasar di dunia Islam,” kata Raisi.

Tanpa tedeng aling-aling, Raisi tegas ketika menyinggung masalah internal kaum muslim. Ketika bertemu ulama ahlusunah Iran pada 25 Mei 2022, Raisi menegaskan, “Kita harus mewaspadai pengaruh pemikiran yang mudah mengafirkan orang lain (takfirī) dan salafī.”

Sama seperti yang pernah dikatakan oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Sayid Ali Khamenei, Raisi menyebut, “Syiah Inggris dan sunnī Amerika ibarat dua sisi mata koin yang sama; keduanya menentang persatuan dunia Islam. Padahal persatuan adalah strategi bagi Republik Islam Iran, bukan sebuah taktik.”

Embed from Getty Images

Perkara apa yang bisa menyatukan kaum muslim? Sebagaimana pernah diwasiatkan Rasulullah, Raisi berkeyakinan kalau kaum muslim sebenarnya sudah mempunyai titik temu. “Kesamaan yang dimiliki sunnī dan Syiah adalah kecintaan kepada ahlulbait yang telah mengajari kita cara hidup dan mati.”

Dalam peringatan Arbain Tahun 2023 di Provinsi Khorasan Selatan, Presiden Iran kedelapan tersebut mengatakan, “Saya hanyalah seorang murid dan kalian ulama Syiah dan sunnī, serta seluruh bangsa Iran, memiliki kewajiban untuk mewaspadai upaya musuh dalam menciptakan perselisihan. Tidak seorang pun boleh mengucapkan atau melakukan perbuatan yang menyebabkan perpecahan dan perselisihan.”

Komentar yuk!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.