Kelakuan Menghadapi Perceraian

Ada yang sempat nonton Rachael Ray tadi sore? Ternyata divorce party atau divorce celebration sudah menjadi tren, dan saya baru tau. Lebih dari itu, pesta perceraian sudah menjadi peluang bisnis. Ray sendiri mengatakan bahwa hal ini sebenarnya unusual, sesuatu yang tidak biasa dilihat dan aneh didengar. Tapi ternyata benar ada.

Mereka yang terlibat berdalih bahwa inilah cara yang digunakan untuk melupakan kesedihan, menghindari hal negatif, dan memandang hidup ke depan. Biasanya yang memesan pesta adalah perempuan, karena di Barat sana katanya, 60 persen yang mengawali cerai adalah wanita. Tentu ini tidak di Barat saja, seorang wanita Saudi merogoh kocek sebanyak 250 juta hanya untuk merayakan pesta cerai! (Antara)

Mungkin karena sering terjadi, perceraian menjadi sesuatu yang biasa. Seperti biasa pula para pebisnis memanfaatkan dengan menyediakan jasa paket perayaan cerai lengkap dengan kue layaknya pesta pernikahan, hingga pernak-pernik unik bertuliskan “Just Divorced” atau “No Men? Amen!”

Dosen hukum saya cerita suatu hari dia ke pengadilan. Dia bertemu temannya yang mengurusi masalah perceraian. Temannya itu bersama seorang lelaki dan perempuan yang asyik ngobrol. Dosen saya bertanya kepada yang laki, “Perempuan ini siapa?” Lelaki itu menjawab dengan enteng dan tertawa, “Oh, dia bekas istri saya, kita baru aja cerai.”

Meski kita tahu semua agama tidak menghendaki perceraian, tapi bagaimana pun kehendak manusia lebih kuat. Tentu berbagai macam alasan yang menyebabkan cerai, mulai dari hal sepele sampai hal besar. Tapi kenapa bisa sampai menjadi hal biasa, dibanggakan, diumumkan, atau dipestakan? Sebuah janji setia dengan biaya mahal dibuang begitu saja… Ok, saya tidak mengatakan kita harus bersedih berlarut-larut.

Kalau dari acara tadi saya lihat wanita melakukan pesta cerai untuk menatap hidup baru, menggaet pasangan baru, bahkan bangga karena bisa jalan tanpa anak; di Islam kita mengenal ‘iddah. Setelah cerai, wanita tidak boleh langsung menikah lagi, tapi harus menahan diri selama masa tertentu, ini disebut idah.

Dikatakan bahwa idah berfungsi sebagai masa tes kehamilan. Apakah wanita itu berpotensi hamil atau tidak, sehingga jelas bapaknya jika ternyata hamil. Tapi zaman sekarang, tes kehamilan tidak perlu berbulan-bulan kan? Bahkan sehari tes cukup. Apa masih berlaku masa idah?

Ternyata, setiap hukum memiliki hikmah yang jarang disentuh. Hikmah idah yang utama adalah sebagai masa perenungan bagi pasangan untuk dapat rujuk kembali. Karena ego biasanya lebih menguasai saat tekanan menghadapi masalah keluarga. Masa idah ini digunakan untuk berpikir secara sehat dan dipertimbangkan matang-matang.

Apa ada hikmah lain? Kalau kita mengenal idah hanya bagi perempuan, yakni dilarang untuk menikah lagi setelah cerai, seharusnya juga ada idah untuk lelaki. Idahnya lelaki yaitu tidak menikah juga sampai masa idah perempuan selesai. Hal ini diperlukan untuk menjaga perasaan si perempuan dan keluarganya. Sangat tidak etis kalau si perempuan sedang menunggu masa idah, sedangkan prianya asyik dengan pasangan baru atau malah menikah lagi. Wallahualam.

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. 25: 74)

6 respons untuk ‘Kelakuan Menghadapi Perceraian

  1. Sy sebagai prmpuan sgt ngeri dgn perceraian…sy sgt benci perceraian…tp skrng sy jg dlm posisi menghadapi perceraian…suami mengajukan gugatan k PA krn dy tdk bs memaafkan kesalahan yg pernah sy buat 6 thn yg lalu…
    Sy sedih sy stres sy takut bergejolak jadi satu…
    Sy sdh berusaha sebisa sy untuk meminta kpd suami sy agar mau memaafkan sy…toh sy melakukan itu krn sy punya alasan yg benar2 alasan yg sesuai realita…tp ego telah menguasai hati dan pikiran suami sy…segala cr sudah dy tempuh..dan skrng cr yg terakhir yg dy tempuh adalah mengajukan gugatan k PA..sy hanya bisa diam dan mengikuti semua keinginannya…tp sy tak berhenti memohon kpd اَللّهُ .. satu yg sy minta semoga اَللّهُ memberikan hidayah dan membuka hati suami sy untuk bs tulus dan iklas memaafkan kesalahan sy..serta mau introspeksi diri bahwa apa yg telah dy lakukan selama mnjadi suami sdh benar ato jg banyak kesalahan….sy hanya bs pasrah..krn semua keputusan ada d tngn اَللّهُ krn sesungguhnya اَللّهُ Maha Berkehendak…dan semoga اَللّهُ memberikan yg terbaik
    Untuk rmh tgga sy…dan terutama untuk anak sy… Sy mohon mohon doanya y teman2 agar kami bs rukun dan bersatu lg..dengan keadaan lahir batin yg jauh lebih baik.. Sekali lagi sy tidak suka dan benci PERCERAIAN..apalagi d rayakan… I hate this..!!!

    1. Dear Ria,….

      Yang sabar ya… rumah tangga saya pun sekarang lg goyah, tp saya tetap berdoa agar hati suami saya terbuka, saya tdk tau permasalahan yg sedang anda hadapi apa sampai terjadi perceraian,… tp permasalahan anda tentu tdk sepelik yg saya hadapi saat ini, entah suami saya sudah mengajukan ke PA apa belum… tp saat ini kami sudah pisah ranjang. Masalah saya adalah masalah belum mempunyai keturunan, suami temperamental, kasar, dan lagi mertua saya yang saya pikir baik tinggal satu atap beberapa bulan sama saya ternyata dibelakang tidak seperti yg saya harapkan. Suami saya dan ibunya juga tidak respect dengan keluarga saya.
      Ini sudah kesekian kalinya saya berantem dengan suami,…tp utk kali ini saya pasrah jika suami nuntut saya kepengadilan agama.
      Mungkin ini jalan terbaik yang Allah Swt berikan kepada saya.

      Jujur saya juga sangat membenci perceraian.

      Dan saya hanya bisa mendoakan anda semoga dapat rukun agar si kecil tidak tidak lepas dr kasih sayang ortunya.

  2. i’m malaysian.saya dalam kondisi tertekan dgn sikap suami saya yg sering mengusulkan perceraian.saya sudah banyak mempertahankan marriage saya kerna seperti wanita lain saya takut dgn perceraian.tetapi suami saya sering ugut saya utk meninggalkan saya walau punca masalah yg tidak saya lakukan.suami saya stress dgn bisnes juga family nya..tapi dia menjadikan saya sebagai mangsa utk melepaskan stress nya,,saya di anggap punca segala masalah nya.sedangkan hakikat nya saya banyak membantu nya dari segala hal.termasuk emosi nya.kewangan nya dan banyak lagi.sekarang dia ngomong dia mau sendiri

  3. dia bilang ama saya yg saya ini tidak bersalah.dia mau perceraian kerna mau fokus ama bisnes dan juga family nya.apa kah ini adil buat saya? dia juga bilang dia mau freedom kembali.berkahwin adalah suatu kesilapan besar dlm hidup nya kerna dia perlu fokus utk menyelesaikan masalah hidup nya? walau pun saya sebagai istri,namun saya juga ada harga dihttps://ejajufri.wordpress.com/2010/02/20/kelakuan-menghadapi-perceraian/comment-page-1/#comment-form-load-service:WordPress.comri

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.