Habib Umar bin Hafiz Bicara tentang Syiah

Berbeda dengan yang disebutkan oleh Albayyinat dalam situsnya yang menyebutkan bahwa Habib Umar bin Hafiz mengatakan Syiah sebagai “sesat dan menyesatkan”, dalam pertemuan dengan habaib dan ustaz Syiah di Jakarta, Habib Umar mempunyai jawaban yang berbeda. Berikut transkrip pertemuan tersebut pada Februari 2008.

editsmall

Habib Zen Umar bin Smith (Ketua Umum Rabithah Alawiyah Indonesia):

Terima kasih atas kedatangan saudara-saudara, ikhwan semua. Maksud pertemuan kita ini, saya sengaja atas nama Rabithah dan atas nama saya secara pribadi menginginkan pertemuan ini dan sengaja meminta Habib Umar berada pada lingkungan kita untuk jalsah bersama-sama dan bisa sedikit banyak menyarankan segala sesuatu permasalahan yang sekarang menyelimuti kita saat ini. Di mana saat ini kita berada pada posisi yang, terutama Rabithah, menghadapi berbagai masalah yang ada di kalangan Bani Alawi atau Alawiyyin dan masing-masing mempunyai pendapat.

Bagi kami sebenarnya perbedaan itu pasti akan ada di mana-mana karena biar bagaimana saudara sekandung pun bisa berbeda tetapi mudah-mudahan tidak menyebutkan perpecahan karena ini yang kita inginkan bahwa semua kita ini satu. Kita harus menghormati. Kita beda baik beda tetapi saling menghormati perbedaan masing-masing. Ini yang kita inginkan. Dalam kaitan ini sengaja saya harapkan kepada ikhwan yang ada di sini tafadhal karena ada Habib Umar, ada habaib yang lain kita bisa berdiskusi secara bebas, rileks.

Fadhal kalau ada pertanyaan yang kami mintakan bahwa segala sesuatunya harus didasari dengan husnuzhan, ikhlas, dan tentunya dengan akhlak ini yang menjadi persyaratan bagi kita karena kalau kita bertanya, kita mengajukan suatu pendapat ada permasalahan di mana kita tidak bisa menghormati perbedaan akan sulit kita kembali kepada Thariqah Bani Alawi, Thariqah Alawiah yang didasari dengan tentunya ‘ilm, amal, ikhlas, lalu wara’, lalu khauf. Hal ini menjadi dasar bagi kita semua.

Nah untuk itu saya persilahkan bagi saudara-saudara kita yang ada di sini tanpa canggung bertanya. Apabila kita sependapat, alhamdulillah. Apabila kita tidak sependapat mari kita hormati perbedaan masing-masing. Ini yang kita harapkan jangan sekali-kali kita merasa yang paling benar sendiri karena kalau itu sudah menjadi permasalahan akan timbul permasalahan yang baru lagi. Kadang-kadang kita lupa bahwa kita menyelesaikan masalah tapi menimbulkan masalah baru. Nah ini yang terjadi. Tafadhal dan saya yakin karena kita semua berada pada zuriah Rasulullah saw., kita menjadi cucu Fatimah Az-Zahra pasti kita akan menonjolkan pada akhlak yang mulia dan saya tidak yakin bahwa di antara kita itu ada yang didasari dengan kedengkian, insya Allah.

Di sini kita mulai tafadhal kalau ada pertanyaan. Di sini ada sudah beberapa pertanyaan masuk tapi saya harapkan nanti ada pertanyaan yang akan diajukan dan kita minta bahwa permasalahan keluar dari tempat kita ini, insya Allah. Kita tidak ada lagi ganjelan-ganjelan yang ada di hati, insya Allah dan saya harapkan bahwa ini permintaaan saya sebagai ketua Rabithah Alawiyah dan juga sebagai sahibulbait… Fadhal

Ustaz Hasan ‘Daliel’ Alaydrus:

Bismillâhirrahmânirrahîm. Pecintamu Hasan bin Ahmad bin Husain Alaydrus. Hari ini kami sangat bergembira sekali, ceramahan antum (Habib Umar bin Hafiz), arahan-arahan antum, membuat gembira dan sejuk kami. Sayyidah Nisa’il Alamin, Fatimah binti Rasulillah ‘alaihâ salâmullâh dan keturunan Sayidah Fatimah di Indonesia banyak sekali sebagaimana antum ketahui. Adalah sebuah realitas wahai Habib, bahwa keturunan Sayidah Fatimah saat ini… dan mereka adalah saudara-saudara antum kami ingin tentu perkataan antum di dengar karena itu kami bertanya di depan saudara-saudara kita, agar apa? Agar tidak ada lagi sesuatu yang samar atau tidak jelas. Agar jelas, hari ini, sebelum kita keluar dari rumah kediaman Sayid Zen bin Smith, sebelum kita berpisah dan kembali ke rumah kita masing-masing, masalah ini harus jelas terlebih dahulu.

Tentu kami mengharapkan dari antum bimbingan-bimbingan antum, perkataan dan fatwa antum, agar menjadi jelas. Kami ingin mencintai karena Allah Swt. Wahai Habib, kami menangisi perpecahan ini, kami sedih, kami malu kepada Allah, kepada Rasul… kami ingin… antum baru saja katakan bahwa ridha Allah, ridha Rasul saw. akan turun dengan adanya jalinan hubungan antarsesama dan kami menginginkan hal itu. Akan tetapi ada suatu hal penting, di setiap majelis, di atas mimbar-mimbar yang diberkati, antum perlu selalu menyerukan persatuan ya Habib. Menyerukan persatuan barisan, khususnya diantara kita sesama Alawiyin.

Karena itu ya Habib, berilah kami pengetahuan, semoga Allah menganugrahi Antum pengetahuan, kita menemukan sebuah realitas di masyarakat Alawiyin saat ini, bahwa sebagian dari mereka bermazhab Syiah ya Habib. Saya adalah seorang bermazhab Syiah. Saya adalah salah seorang murid Almarhum Al-Habib Abdullah Syami’, khususnya saya berguru kepada Habib Hadi bin Ahmad Assegaf dan Syekh Hadi bin Sa’id Jawwas. Mereka semua tahu bahwa saya seorang Syiah. Saya duduk bersama mereka. Mereka mencintai saya. Banyak dari saudara-saudara kita menyaksikan. Saya, Ustaz Othman Shihab, Ustaz Muhammad bin Alwi Bin Syekh Abu Bakar.

Kami bermazhab Syiah, namun sangat disayangkan, kadang-kadang sebagian orang berkata: “Mereka orang Syiah meninggalkan turats datuk-datuk mereka dari kalangan habaib dan para wali di Hadramaut.” Tidak! Kami membaca ratib, doa-doa, munajat-munajat. Bahkan terkadang kami mengutip ucapan antum dalam Adh-Dhiya’al Lami’. Kami ingin membangkitkan semangat para Alawiyyin, maka kami mengutip ucapan Antum dalam Adh-Dhiya’al Lami’: “Demi Allah, tidak disebut sang kekasih oleh pecinta, melainkan ia dibuatnya mabuk kepayang. Manakah gerangan para pecinta yang bagi mereka mengerahkan segenap jiwa dan hal-hal berharga adalah sesuatu yang tidak berarti.”

Kami tidak meninggalkan Hadramaut. Akan tetapi, terus terang, pada kenyataannya kami katakan bahwa kami bermazhab Syiah. Kami menganut mazhab Imam Jakfar As-Sadiq alaihi salam. Kami menukil ilmu fikih, ushûluddîn, dan lain-lain, sebagaimana Antum singgung tadi. Karena itu, saya ingin bertanya kepada Antum, dengan segala takzim dan hormat saya: Apakah Syiah kafir atau tidak? Inilah pertanyaan saya ya Habib, agar apabila jawabannya keluar dari lisan Antum yang diberkahi, insya Allah saudara-saudara akan mendengar, dan tidak akan lagi ada ketidakjelasan, dan insya Allah, besok saya akan mengunjungi Habib Naqib bin Syekh Abu Bakar, dan besok saya… ringan bagi saya insya Allah. Saya pergi mengucapkan salam dan duduk bersama Habib siapa saja… seluruhnya. Maka, karena itu, ya Habib, berilah kami pengetahuan, semoga Allah menganugrahi Antum pengetahuan, terima kasih untuk Antum.

Habib Umar bin Hafiz:

Semoga Allah memberkati dan memberi taufik-Nya kepada Anda dan kita semua. Apa yang Anda sebutkan, pada ucapan Anda, mengenai adanya tali hubungan (ittishal) dengan dengan Sayid Abdullah Syami’ atau yang lainnya, semua itu insya Allah akan tetap berlangsung. Seperti Anda ketahui, bahwa di antara kewajiban seorang yang muttashil (menyambungkan diri) dengan seorang guru, atau siapa pun, begitu pula berkaitan dengan mazhab Imam Ja’far Ash-Shadiq, perlu anda ketahui bahwa tidak ada seorang pun dari syekh-syekh Anda, syekh-syekh dan datuk-datuk kita semua, yang keluar dari manhaj Sayidina Ja’far Ash-Shadiq atau bertentangan dengannya.

Berkaitan dengan penukilan masalah-masalah yang bersifat fiqhiyyah, maka dalam hal ini terdapat banyak jalur (periwayatan) dan menjadi bahan diskusi di antara apara ulama. Terdapat banyak jalur dalam hal metode penukilannya. Maka jika kita telah mengetahui demikian, kita katakan bahwa Sayidina Ali Al-Uraidhi ra. adalah penggalan jiwa ayahandanya, seperti saudara (Imam) Musa Al-Kazhim ra. apa yang berada pada keduanya tidak ada yang keluar dari manhaj ayah mereka, Sayidina Ash-Shadiq ra.

Seperti Anda singgung dalam pembicaraan Anda, bahwa Anda berpegangan pada mazhab yang di pegang oleh mereka, kemudian, cabang-cabang ilmu fikih dalam syariat Islam sangat luas sekali, dan bukan masalah dalam mengambil satu dari sekian banyak cabang ilmu fikih, bahkan tak jarang ditemukan sebuah pendapat yang menjadi pegangan mazhab tertentu dan terdapat padanannya pada mazhab-mazhab lain yang populer di kalangan ahlusunah.

Karena itu di tempat kami terdapat kelompok zaidiah di Yaman. Zaidiah adalah salah sebuah firqah Syiah, mereka adalah firqah Syiah yang paling dekat dengan ahlusunah. Kelompok ini hidup selama ratusan tahun, di antara mereka dengan kalangan ulama dan masyarakat kita terjalin hubungan baik, kehidupan bertetangga yang baik, dan akhlak yang baik, diantara mereka juga terjalin hubungan surat-menyurat dan saling kunjung mengunjungi, dan lain sebagainya. Mereka hidup berdampingan, di masjid-masjid mereka, mereka shalat dengan selain mereka tanpa ada perselisihan, masalah atau pertentangan.

Mereka memiliki banyak cabang dalam masalah fikih, bahkan sebagian mereka dinilai sebagai para penganut mazhab Hanafi karena banyaknya kesamaan dalam masalah-masalah fikih mereka dengan mazhab Imam Abu Hanifah. Padahal mereka bukan para penganut mazhab Hanafi. Terdapat banyak kesamaan pendapat di antara dua mazhab tersebut dan hal ini tidak masalah. Kalau hal ini Anda ketahui, maka jawaban atas pertanyaan Anda adalah bahwa kami tidak mengkafirkan suatu kelompok pun dari sekian banyak kelompok Islam kecuali yang secara terang-terangan menunjukkan pertentangan terhadap sebuah persoalan agama yang diketahui secara pasti, lalu mereka mengingkarinya.

Karena itu, kita tidak bisa menghukumi secara umum. Banyak dari pengikut ahlusunah yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kekufuran, apabila salah seorang dari mereka mengerjakan sesuatu yang dapat menyebabkan kekufuran yang disepakati secara ijmak, disepakati dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam maka status “pengkafiran” ini untuk pelaku perbuatan penyebab kekufuran tersebut, bersifat umum. Adapun dalam menindak si pelaku secara khusus, itu adalah tugas walî amr. Sedangkan penyebutan status “kafir” tidak dilakukan dengan menyebutkan nama individu terkait. Namun dengan cara menyebutkan perbuatan penyebab kekufuran, dan keyakinan penyebab kekufuran, karena itu orang-orang seperti Anda yang berpendapat apa pun, misalnya Anda berkata, “Saya Syiah, saya pengikut Imam Ja’far Ash-Shadiq,” tidak boleh dikafirkan, dengan ucapan ini, pandangan ini, tidak bisa dikafirkan.

Tidak yang diyakini orang-orang seperti Anda kecuali bahwa Anda mengagungkan Allah Swt., mengagungkan rasul-Nya, mengagungkan Alquran, mengagungkan umumnya kaum mukminin dan kalangan khusus dari mereka, serta keinginan untuk mensucikan diri Anda dari berbagai bentuk cacian, laknat dan makian kepada yang kecil dan besar. Inilah yang diyakini dan diduga berada pada orang seperti Anda, dan dikenal pada Anda. Ini tentu tidak membuat Anda keluar dari maslak keislaman. Yakni seperti ucapan Anda, “Saya adalah seorang Syiah,” dari sini Anda tahu, bahwa kami, serta para ulama dan manusia-manusia terbaik umat ini, khususnya salaf shaleh kita dari Âl Abi Alawi, mereka adalah orang-orang yang paling jauh dari kebiasaan mengkafirkan, khususnya terhadap umat Islam, sampai seperti bunyi redaksi hadis Nabi saw., “Sampai kalian lihat mereka menunjukkan kekufuran secara benar-benar jelas.” Yakni tidak lagi perlu di takwil.

Namun demikian, mereka mengatasi perkara ini (kekufuran seseorang yang benar-benar jelas) tidak dengan atau dengan mencaci dan memaki, tetapi dengan memintanya bertaubat, dan menjelaskan masalah kepadanya, jika ia tidak juga bertaubat maka di serahkan kepada walî amr. Penyelesaian masalah oleh mereka hanya sampai di sini saja. Inilah cara yang di tempuh oleh para salaf saleh kita.

Maka, kami sedikit pun tidak membenarkan takfir (pengkafiran) yang merupakan budaya kaum khawarij yang telah mengkafirkan para sahabat, mengkafirkan Sayidina Ali dan para pengikutnya dan siapa saja yang bersamanya, meski demikian, Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka. Maka kami bersama mazhab Imam Ali tersebut. Para sahabat bertanya, “Apakah mereka (kaum khawarij) adalah orang-orang kafir?” Imam Ali menjawab, “Tidak , mereka lari dari kekufuran.” “Apakah mereka orang munafik?” tanya mereka lagi. “Tidak, orang-orang munafik tidak berzikir menyebut nama Allah, sedangkan mereka banyak berzikir menyebut-Nya.” “Lalu kami namakan apakah mereka?” tanya mereka. “Mereka adalah saudara-saudara kita yang telah memerangi kita.”

Dalam riwayat lain Sayidina Ali berkata, “Mereka telah ditimpa fitnah, maka mereka buta dan tuli…” Beliau tidak mau menyebut mereka kafir atau munafik. Maka manhaj Sayidina Ali inilah yang juga merupakan manhaj Al-Faqih Al-Muqaddam, Sayidina Assegaf, Sayidina Al-Muhdhar, dan juga berarti manhaj kita semua. Inilah yang kita anut dan pegang teguh. Padahal, orang-orang khawarij membawa pedang dan memerangi Imam Ali. Mereka telah memerangi manusia-manusia terbaik dari umat ini yang begitu jelas disaksikan keutamaan mereka oleh Alquran dengan sebutan as-sâbiqûn al-awwalûn; as-sâbiqûn al-awwalûn berada pada barisan pasuka Imam Ali. Kaum Khawarij memerangi mereka, mereka mengangkat senjata mereka memerangi manusia-manusia terbaik umat ini. Namun Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka, karena sifat wara’ dan ketakwaannya, serta karena keluasan ilmunya, dan beliaulah pintu masuk kota ilmu. Maka manhaj inilah yang kita gunakan, dan inilah manhaj para salaf kita, semoga Allah Swt. meridhai mereka semua.

Paling penting yang harus kita perhatikan banyak sekali dari kalangan putra-putri kita yang menjadi sasaran kristenisasi dan target incaran orang-orang Nasrani. Seperti apa upaya Anda dalam menghadang gerakan ini? Wajib bagi Anda sekalian untuk memikirkan secara serius dalam menghadapi fitnah dan bencana besar ini, dimana putra-putri kita menjadi target kristenisasi, di kepulauan manapun di kawasan Indonesia secara khusus. Kedua, sejumlah putra-putri kita biasa meninggalkan salat-salat fardu, tidak mengerjakannya, ada juga yang menunda-nunda pelaksanaannya, tiga waktu, empat waktu, dan tidak mempedulikannya. Mereka salat setelah lewat waktu-waktu shalat fardu yang ditetapkan, di antara mereka ada juga yang tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang bersifat fardhu ‘ain, dan ada juga dari mereka yang saling memutuskan silaturahmi, pelanggaran-pelanggaran mereka itu berdampak pada siapa?

Barangkali, beberapa bencana yang turun di tengah-tengah kita, yang dialami beberapa saudara kita adalah peringatan dan sanksi atas kelalaian Anda sekalian terhadap kewajiban yang seharusnya Anda tunaikan. Karena Anda lalai, maka dampaknya kembali kepada Anda sekalian dengan lebih dahsyat. Maka, persoalan ini adalah di antara sekian banyak persoalan yang menuntut kerja sama dan kekompakan kita semua, demi melindungi putra-putri kita dari bahaya kekufuran dan melindungi mereka dari berbagai bentuk kemungkaran yang disepakati khususnya dalam lingkup kalangan zuriah suci, kemudian untuk saudara-saudara kita yang lain. Ini adalah satu di antara sejumlah kewajiban utama yang patut menjadi bahan perhatian sejauh kemampuan kita sejauh.

Adapun dalam menyikapi apa yang terjadi berupa munculnya sejumlah perbedaan pendapat, adalah menyikapi dengan bijaksana, dan memberikan bimbingan dengan rahmat dan kasih sayang, serta dengan berusaha untuk menjelaskan hakikat permasalahan semaksimal mungkin, merekatkan kembali perpecahan, dan meredam fitnah semampu kita. Inilah seharusnya sikap yang harus kita miliki. Marilah semaksimal mungkin kita berusaha agar jangan ada di antara kita pencaci, pemaki, pelaknat, dan yang sering mengkafir-kafirkan.

Sedangkan mengenai kapan hasilnya dapat kita wujudkan, apakah dalam satu-dua hari, satu bulan, atau satu tahun, hal itu sesuai kadar ketulusan kerja keras kita, Insya Allah hasilnya dapat kita wujudkan. Alhamdulillah, setiap individu dari kita sungguh jauh sekali dari keraguan kitabullah atau sunah Rasul saw. atau petunjuk para salaf saleh masing-masing dari Anda sekalian jauh sekali dari keraguan akan Kitab Tuhannya dan sunah Nabinya, serta ajaran salaf salehnya. Lalu bagaimana mungkin (salah seorang dari Anda) dapat diberi cap kafir, yang berarti keluarnya seseorang dari Islam, seperti ketika saya jawab pertanyaan Anda, karena takfir (pengkafiran) adalah sesuatu adalah sesuatu yang paling keji di alam wujud ini. Tidak ada yang paling keji melebihi takfir dan lebih buruk lagi adalah kemusyrikan, yakni mempersekutukan sesuatu bersama Allah. Inilah hal terburuk.

Pentranskrip: Ali Reza Aljufri © 2009

Catatan: Terima kasih untuk fl0weriest & bsa_fatimah

Last modified: September 21, 2010

126 respons untuk ‘Habib Umar bin Hafiz Bicara tentang Syiah

  1. Ahlu Sunnah berkata : Barang siapa mencela / memaki sahabat hukumnya Kafir / Zindiq.

    Faktanya : Muawiyah dan bala tentaranya memaki maki bahkan memerangi beberapa kali Khalifah Ali bin Abi Tholib r.a.

    Jadi kalau konsisten bagaimana dgn Muawiyah yang mendirikan Ormas Ahlu Sunnah Wal Jamaah?

  2. eh Hana..
    Sp blg thu Ahlus Sunnah wal Jama’ah thu ormas?? Dn sp blg jg Ahlus Sunnah wal Jama’ah diririkan sm muawwiyah??
    Ahlus sunnah wal jama’ah ithu mengikuti madzhab 4 Imam ; Syafi’i, Hambali, Maliki, dn Hanafi.. Bkn ikt muawiyah

  3. syiah imam 12 adalah terkeluar dari islam kerana terlampau taksub kpd pemimpin mereka. mengkafirkan sahabat,isteri nabi,mempermainkan takdir allah,menambah bacaan dalam solat(bid’ah), mengucapkan lain drp yg diajar nabi dsb. syiah perlu isytihar agama baru dan jangan membuat onar dgn menempelkan atas nama islam. syiah yahudian mungkin nama agama baru yg sesuai bagi syiah imamiah.

    1. berantem mulu ni muslim,wong suni dan syiah uda ada dr jaman dulu,ya terima perbedaan dong

  4. bagi pengamal tariqat muktabar cuba teropong muka puak2 syiah ni, ada tanduk tak atas kepala, telinga capang yg besar, ada syaitan besar di belakang imam2 mereka. cuba teropong nampak tak//.

  5. sejarah bisa diperdebatkan bisa di bolka balik dengan llidah, fakta telah bebicara, kelakuan pelajar yang pulang dr iran membawa pin yang di akui bergambar nabi, kekejaman kaum syiah di irak, afghan, suriah, libanon adalah bukti nyata siapakah siah itu.. mereka hanya penjual nama ahlul bait untuk memecah dan memerangi ISLAM, kita tidak bersaudara dengan mereka.. keyakinan mereka tentang alquran yang telah di gubah dan dikurangi ayat-ayatnya menunjukkan pententangan dalam usul agama kita(rukun iman), perang mereka dalam menyerang taliban, pengepungan pesantren hadist diyamann sampai mengakibatkan santi-santrinya syahid,. kekejaman nyata disuriah tidak dapat di toleransi. toleransi kita cuman di manfaatkan untuk menyebarkan paham sesat mereka.. SYIAH adalahmusuh yang harus di perangi.. mereka menganggap sunni adalah wahabi. dan wahabi di yakini oleh mereka adalah kafir

    1. Kelakuan segelintir orang sulit untuk bisa dijustifikasi sebagai bagian dari prinsip keyakinan. Saya pikir mayoritas muslim enggan jika agamanya diwakili oleh Osama bin Laden.

    2. Anda tahu nggak bagaimana orang2 Syiah dan Sunni di Arab Saudi dan Bahrain? lalu bagaimana Saddam Husein Yg Sunni membantai kaum Syi’ah yg merupakan Mazhzb terbesar di Irak? apakah anda protes kelakuan Saddam yg semazhab dg anda, lalu bagaimana Saddam menyerang Iran dg menggunakan Gas beracun terhadap rakyat Iran? bukalah mata dan hati!!!!

    3. saddam husain yang sunni dulu juga kejam terhadap syiah..tapi krn ulah saddam husain tsb kita ga bisa katakan sunni kejam

  6. Saya hanya berdoa bagi orang yg ngaku Moeslim , semoga Allah selalu memberi pentunjuk , semoga dalam berbicara dia tidak dari hati nurani tapi dari DOKTRIN ARAB ZIONIS, yg inginkan perpecahan umat Islam dan saya yakin Orang ini mendapat pengetahuan Islam dari orang2 yg membenci Syi’ah tanpa penyelidikan sudah menjatuhkan vonis, sungguh kasihan benar orang ini.

  7. di ingatkan sekali lagi,, bukan maksud mengatakan syiah yg paling benar atau sunni yang paling benar, atau syiah yg salah, ataupun sunni yg salah.. tetapi di samping perdebatan ini semua, adapula kewajiban kewajiban lain kita sebagai manusia adalah beribadah kepada allah, mempercayai rukun iman, melaksanakan rukun islam

  8. Menurut pengamatan saya baik yang sunni maupun yang syi’ah ataupun wahabi dan orang2 non islam, yang suka bikin konflik, perpecahan dan keonaran kayaknya orang2 yang berkecimpung dalam kekuasaan dan Politik saja, berhubung kekuasaan dan politik manhajnya adalah kepentingan maka yang ada dalam benak mereka cuma bagaimana bisa meraih dan mempertahankan kepentingannya, lihat perbandingan antara kehidupan Ulama2 yang bener2 ulama dengan kehidupan ulama yang berkepentingan dengan penguasa, pasti yang keluar dari mulut2 mereka berbeda, yang satu menyejukkan dan yang satu lagi mengkeruhkan suasana. Bersatulah saudaraku karena Allah, jangan bercerai demi mempertahankan kepentingan yang menjauhkan kita dari Rahmat Allah.

  9. Sip sayid hasan nasrullah emang pejuang yg tangguh n berhati mulya.. Allah huakbarr.. Ayo bersatu syiah dan suni, jgn kyak di suria.. Jagan bilang jihat kalog yg di perangi orang muslim.. Ayo jgn mau di doktrin oleh wahabi antek amerika berkata:

    Ikut wahabi saudi aja enak tkw indonesia pada di perkosa semua.. Gitu masi bangga jadi salawi wahabi cipta’an arab saudi .. Kalog kamu kerja di sana ga ada ahlakx orang sana boz..

  10. Stop mengkafirkan sesama muslim,syiah dan sunni sama aja tetap islam,perbaiki akhlak.. By pecinta khulafaur rasyidin dan ahlulbayt
    081324234194

  11. wahai penganut SYIAH di indonesia, seberapa besar pengetahuan mu tentang agama yang di ajarkan oleh rosulullah. ? ketika kamu mengatakan bahwa ajaran mu benar dan sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh rosulullah melalui wahyu yang di turunkan kepada nya.

    dan aku mau tanya apa hukum nya MUT’AH menurut ajaran mu,tlg tunjukkan dasar nya?

  12. ASSALAMUALAIKUM ,SALAM KEPADA SADARAKU HABIB HASAN DALIL AL AIDRUS..MENGIKUTI JEJAK DATOK KITA AHMAD BIN ISA DAN BERDIRI DALAM TARIQAH ALAWIYYIN ,ITU BUKAN SYIAH .ITULAH ORANG YG IKUT SUNNAH WAL JAMAAH,BERHATI HATILAH DALAM FAHAM YANG DITUNGGANGI KELOMPOK ANTI ISLAM YG SENGAJA MENCIPTAKAN ULAMA BARU SESUAI AGENDA MEREKA YANG INTINYA ISLAM TERPECAH DAN SALING MENGKAFIRKAN .TRIK MEREKA MASUK MELALULUI JALUR URUSAN AMALAN SUNNAH.MASALLAH SYIRIQ DLL.MASAALAH NIKAH (KAFAAH).SAMPAI KEPADA MASAALAH KHALIFAH.TERMASUK MASAALAH GELAR DSB ,dari kapten inf ruslan bin zulkifli bin ali husain ba hasan jamalullail aceh.sholawat

  13. Masyaallah fatwa yg keluar dari guru yg berilmu….”Tidak yang diyakini orang-orang seperti Anda kecuali bahwa Anda mengagungkan Allah Swt., mengagungkan rasul-Nya, mengagungkan Alquran, mengagungkan umumnya kaum mukminin dan kalangan khusus dari mereka, serta keinginan untuk mensucikan diri Anda dari berbagai bentuk cacian, laknat dan makian kepada yang kecil dan besar.”
    Pertanyaan buat sipenanya diatas, bgmn hukumnya syiah yg mengkufurkan, melaknat para sahabat terdekat rasul.saw, sebagai ibadah mendekatkan diri pada allah ? dan bgmn pula hukumnya para pengikut komeni yg menuduh istri rasul mulia telah berzina dan menuduhnya dg tuduhan keji yg mengkafirkan nya ( tuduhan ini adalah keyakinan seluruh syiah baik awam maupun para bandul bandul item putih)
    Atu lagi,…bicara soal mahzab jakfari, kitab rujukannya kitab apa ya ?

    1. Guru yg berilmu mengatakan: Seseorang yang mengatakan “Saya Syiah, saya pengikut Imam Ja’far Ash-Shadiq,” tidak boleh dikafirkan.

    2. BENAR, KALAU MAU TAHU SYIAH MAKA KITA PELAJARI RUJUKAN MEREKA SEPERTI ALKAFI.

      STUDI KRITIS TERHADAP KEYAKINAN SYIAH AKAN DISIMPULKAN BAHWA PERBEDAAN SYIAH SUNNI ADALAH PADA HAL-HAL YANG PRINSIP.

      PADA KAJIAN YANG LAIN HABIB UMAR BIN H AFIDZ MENGATAKAN BAHWA SYIAH YANG MELAKNAT PADA SAHABAT UTAMA ADALAH SYIAH YANG BERMAZHAB IBLIS.
      DEMIKIAN PULA PADA KAJIAN YANG LAIN HABIB UMAR BIN HAFIDZ BAHWA SYIAH 12 IMAM MEMILIKI KEYAKINAN YANG MENOLAK KEBENARAN KALAMULLAH (AL-QUR’AN)..

  14. SYIAH DI INDONESIA ADALAH SYIAH 12 IMAM…
    ADA SAUDARA SAYA YANG MENJADI PENGANUT SYIAH 12 IMAM.

    MEREKA SANGAT MEMBENCI DAN SAMPAI MEYAKINI KEKAFIRAN ABUBAKAR RA, UMAR RA, USMAN RA, AISYAH RA.
    BAHKAN SAKING EKSTRIMNYA …MEREKA MENGATAKAN ALLAH DAN MUHAMMADNYA KAUM SUNNI SESUNGGUHNYA BERBEDA DENGAN ALLAH DAN MUHAMMAD KAUM SYIAH…

    PEMILIK WEBSITE INI EJAJUFRI.WORDPRESS..ADALAH SALAH SATU PENGIKUT SYIAH 12 IMAM.

  15. Makanya kalo sekolah / beasiswa itu jangan di iran kena lulus nya bisa jadi alien.hahaa
    Sekolah di tarim hadramaut kah jadi lulus nya sejalur sama ajaran.ahlussunnah

  16. Yang berilmu saling menghormati, ehh…Yang awam malah pada sok tau…Wal’Iyaadzubillaah..!!!

  17. Maaf.. seharusnya videonya tidak dipotong agar tidak menimbulkan fitnah.. mohon admin berlaku adil, seadil-adilnya bila memang ingin membangun ukhuwah.. dan saya berharap ridho hanya kepada Allah SWT (Iyya kana’budu wa iyyakanashta’iin – hanya kepada-MU (Allah SWT) aku menyembah dan hanya kepada-MU (Allah SWT) aku meminta pertolongan) atas segala penggiringan opini yang ada di segala media, berlindung kepada Allah SWT serta bertemu dengan orang-orang yang sholeh agar kita mengetahui setiap orang sholeh pasti memiliki guru yang memiliki guru dan juga memiliki guru lagi sampai seterusnya hingga bersambung pada Shalafush-sholeh yang telah membangkitkan sunnah dan berujung pada Rasulullah SAW.. wa’alluhu’alam..
    https://www.youtube.com/watch?v=EqNJAkIUpjs (mohon dilihat berulang kali agar tidak menimbulkan salah persepsi)

  18. Singgungan halus dari video (https://www.youtube.com/watch?v=EqNJAkIUpjs)tersebut
    “Tidak bisa di katakan kafir jika anda mengikuti imam ja’far shodiq atau syiah dengan tidak ada keraguan pada alqur’an, nabi, dan bersih nya cacian atau laknat kaum muhajirin dan anshor, dan bersih dari cacian dan laknat para orng orng yang di khususkan, (yairu nabi dan para sahabat muhajirin dan anshor dan termasuk 4 sahabat)
    Singgungan yang alus dari habib umar bin hafidh dan tamparan yang keras untuk syiah yang maksud nya “intropeksi diri, apakah madzhab mu benar benar mengikuti Imam Ja’far Shadiq RA?” -comment dari video-

  19. Assalamualaykum.

    Fyi kawan,

    Fatwa MUI Jatim yang menyatakan Syiah Sesat dan Menyesatkan adalah sederajat dengan Fatwa MUI Pusat, sehingga MUI Daerah hanya berhak melaksanakannya. “Fatwa MUI Pusat maupun MUI Daerah yang berdasarkan pada pedoman yang telah ditetapkan dalam surat keputusan ini mempunyai kedudukan sederajat dan tidak saling membatalkan”.

    Sumber:
    https://www.nahimunkar.org/sikap-mui-muhammadiyah-dan-nu-mengenai-syiah/

    Allahu yahdik

Komentar Anda?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.