Tauriyah—bukan taqiyyah—merupakan senjata pamungkas yang mungkin—sadar atau tidak—pernah bahkan sering kita lakukan. Tauriyah memiliki makna perkataan yang mempunyai dua makna; hakiki dan bukan hakiki. Satu makna yang mendekati maksud yang dipahami pendengar, yang satu lagi makna yang berbeda yang dikehendaki pembicara.
Kalau bingung, contoh dari Aa Gym ini akan mempermudah: Seorang pembunuh yang membawa senjata mencari orang yang akan dibunuh. Pembunuh itu bertanya kepada seorang warga, “Lihat fulan lewat sini nggak?” Warga itu ketakutan, lalu menggeser tempat duduknya dan bilang, “Sejak saya duduk sini saya tidak melihatnya.” (Kalau penjahatnya cerdas pasti ketebak…!)
Contoh lain yang lebih pamungkas adalah ketika Raja Namrud melihat Nabi Ibrahim bersama seorang wanita. Jika wanita itu adalah istri Nabi Ibrahim, maka raja akan membunuhnya. Tapi ketika Namrud bertanya, Nabi Ibrahim menjawab dengan kalimat, “Hadzihi ukhtî (Ini saudariku).” Maksud Nabi Ibrahim ialah bahwa wanita itu saudari seiman, tapi raja memahaminya saudara kandung. Maka selamatlah wanita itu.
Jadi, pernah dong kalau Anda menggunakan tauriyah? Tauriyah pada hakikatnya bukanlah bohong. Akan tetapi, gambaran dan pemahamannya mirip dengan berbohong. Kita tidak ingin berkata jujur, tapi juga tidak ingin berbohong. Tentu saja, untuk melakukan tauriyah ada syarat-syaratnya agar tidak menjadi kebiasaan (buruk).
Pertama, kondisi memang benar-benar mendesak sehingga kalau kita tidak melakukan tauriyah maka terjadi kerugian besar; tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain. Kedua, penggunaan kalimat memang memberikan makna yang dimaksud. Ketiga, tidak bertujuan untuk perbuatan jahat dan zalim. Kalau bertujuan untuk membohongi pasangan?! Beda topik 😀
Salam
Lalu…apa ga sama dgn taqiyyah?
wah sip ilmunya, tapi sepertinya senjata pamungkas itu hanya digunakan oleh orang bijak, karena orang tidak tahu bisa saja menggunakan kalimat yang rancu dan membingungkan saat menggunakannya..
Sebenernya, saya kadang pake juga kalau mendesak 😳
assalamualaikum ..kang Eja sy tertarik dgn kedalaman ilmu2 agamanya pengikut ahlil bait ..kebetulan sy sendiri di besarkan dr keluarga yg biasa melaksanakan tradisi SUNI NU dan sy liat tradisi2 NU sprtinya meniru tradisi2nya org2 syiah ..kebetulan anak sy sebentar lg mau lulus SD ..sy tinggal di bandung ..kira2 ada ga yah SMP plus yg ada pesanternya ..klo ada sy minta alamat lengkapnya ma websitenya ..soalnya kata orang 2 ada di cicelengka tp ga tau alamatnya ..sy mohon balasan nya kang eja ..soalnya sebentar lg dah lulus ..trims sblmnya ..wassalammualaikum .wr.wb..