Isu perang tidak pernah reda menghiasi layar kaca dan layar lebar. Sinema tidak henti-hentinya mempertontonkan sepak terjang tentara Amerika dengan berbagai perlengkapan militernya. Model film seperti ini berupaya memperlihatkan tentara Amerika sebagai sosok penyelamat, meski mereka membunuh kelompok separatis bahkan anak-anak dan perempuan. Selain itu, sejak awal hingga potongan akhir film senantiasa mempertontonkan senjata paling mutakhir buatan AS.
Pujian sejumlah insan media terhadap berbagai film AS menunjukan hubungan erat antara Hollywood dan Pentagon. Dukungan Pentagon berupa persenjataan modern yang diperlukan dalam pembuatan film dan pujian insan media terhadap film Hollywood, serta produksi film yang mengamini Pentagon semakin mempererat hubungan mesra ini.
David I Robb dalam bukunya yang berjudul ‘Operation Hollywood: How the Pentagon Shapes and Censors the Movies’ mengungkapkan bagaimana Holywood mengamini dikte Pentagon mengenai perubahan naskah film, menghapus cerita riil dan menyensor kejahatan perang serta menghindari kebobrokan moral para tentara AS. Pentagon berubah menjadi sebuah lembaga sensor paling otoritatif di Amerika. Buku ini mencerminkan pandangan sejumlah tentara AS di Irak yang menjelaskan hakikat yang diselewengkan dengan sengaja dalam film-film Hollywood.
Menurut Robb, tentara AS sendiri mengecam keras film-film Hollywood, karena tidak satu pun film tersebut mencerminkan realitas pahit perang. Mayoritas tentara ini berulang kali mempersoalkan kebijakan arogan dan penghinaan Hollywood terhadap mereka. Tentara ini menyoal, apakah film-film Hollywood bisa menebus kepedihan akibat perang Vietnam?
Insan media dunia invasi militer AS ke Irak berbeda-beda. Enam tahun lalu, sutradara Michael Moore mengkritik perang Irak dan protes ini kembali mengemuka dalam acara Oscar tahun ini. Film tentang perang Irak “The Hurt Locker,” mendominasi Oscar setelah memenangkan enam anugerah utama Oscar, termasuk film terbaik dan sutradara terbaik untuk Kathryn Bigelow yang menjadi perempuan pertama yang memenangkan penghargaan itu.
Film drama yang berkisah tentang satuan spesialis penjinak bom dan emosi korban perang ini juga menempatkan Mark Boal sebagai penulis naskah asli terbaik. Selain itu film ini menggondol penghargaan editing film dan tata suara terbaik. Padahal sebelumnya, film berbiaya besar Avatar disebut-sebut sebagai nominator terkuat dalam acara oscar tahun ini. Avatar hanya menyabet 3 Oscar, untuk kategori teknis, yaitu efek visual, sinematografi dan art direction.
Sejatinya, apa yang menjadikan film The Hurt Locker sebagai film terbaik dalam acara Oscar kali ini? Mengapa film yang tidak begitu mendapat sambutan penonton ini layak mendapatkan enam penghargaan Oscar? Untuk mengetahui, kami ajak anda menyimak singkat cerita fim ini.
Sebuah tim ahli penjinak bom dari militer AS kehilangan pemimpin mereka dalam sebuah ledakan. Pemimpin baru tim ini sangat berbeda dengan pendahulunya. Ulah pemimpin baru ini menimbulkan friksi, hingga salah seorang dari tentara ini berniat membunuhnya. Kemudian, sebuah peristiwa terjadi yang berujung redanya fiksi internal tersebut. Namun masalah di Irak sangat banyak. Potongan akhir film ini menampilkan gambar seorang penjinak bom dengan pakaian khususnya dari jarak jauh yang ingin memperlihatkan bahwa mereka siap berkorban untuk menyelamatkan orang lain, bahkan berani mengorbankan nyawanya sendiri.
Film The Hurt Locker terbagi tiga bagian utama. Pertama, memperkenalkan karakter umum tentara AS lewat karakter internal anggota tim. Karakter yang mayoritas hanya memikirkan bagaimana menyelamatkan diri dalam perang. Bagian kedua film ini mempertontonkan pemimpin tim penjinak bom yang dengan rasa takut mengatakan ingin bersama keluarganya. Potongan film ini mengaduk-aduk perasaan penonton, dan berupaya mengarahkan sentimen penonton sehati dengan tentara ini. Bagian ketiga film ini memperlihatkan karakter asli tokoh-tokoh dalam film tersebut. Dengan berat hati mereka harus menunaikan tugas kembali ke Irak. Sutradara film ini berupaya menggiring penonton untuk meyakini bahwa mereka kembali ke Irak untuk menunaikan tugasnya menjinakan bom demi menyelamatkan nyawa umat manusia .
Kathryn Bigelow, sebagai sutradara film The Hurt Locker, menyakini film ini anti perang. Bigelow berupaya memfokuskan film mengenai kehidupan tentara AS dan kepahlawanan mereka. Namun jika kita menyaksikan langsung film ini, tampak jelas film The Hurt Locker bukan film antiperang. Karena dampak antiperang memiliki karakter istimewa yaitu kejujuran dalam bertutur. Namun sebaliknya, film The Hurt Locker sangat jauh dari realitas sebenarnya. Justru film ini malah berupaya untuk menggiring penonton agar mengamini tentara AS.
Kabanyakan potongan film ini hendak menampilkan tentara AS sebagai hero yang mengorbankan dirinya demi menyelamatkan nyawa rakyat Irak, dan orang Irak sendiri seperti penonton lainnya berdiri di atap rumah masing-masing. Bahkan, di sepanjang jalan warga Irak ini meledakan bom. Sutradara film ini menonjolkan Islamphobia, dengan mengumandangkan suara azan menjelang penjinakan bom ini.
Sejumlah kalangan menyebut film The Hurt Locker sebagai sinema independen, karena biaya produksi film ini relatif kecil dan tidak merekrut aktor dan aktris terkemuka dunia. Namun realitasnya, film ini tidak termasuk sinema independen. Seperti film Hollywood lainnya, film garapan Bigelow ini kerap menjustifikasi invasi AS di Irak yang tidak sesuai dengan slogan yang digemakan sutradaranya. Slogan inilah yang membuat sejumlah festival film Eropa mengapresiasi film ini habis-habisan. Puncak apresiasi ini terjadi pada acara bergengsi Oscar yang diberikan Academy of Motion Picture Arts and Sciences, Amerika Serikat.
The Hurt Locker termasuk film yang telah kadaluarsa. Film ini hanya mengajak penonton mengenang film propanda masa perang Vietnam. Film yang senantiasa menjustifikasi intervensi militer AS di negara lain. Simak kelemahan utama film ini dari seorang penonton, “Film ini tidak mengungkapkan realitas perang di Irak dan pemicu sebenaranya kekisruhan di Negeri Seribu Satu Malam ini. Film ini hanya sekedar mengumbar pengalaman ketakutan, bahaya dan kekalutan manusia dalam perang. Kemudian, film ini memuji pengorbanan tentara AS yang berperang demi menyelamatkan masyarakat.”
Dengan deskripsi seperti ini, bagaimana pandangan anda soal terpilihnya The Hurt Locker sebagai nominator terbaik Oscar 2010? Sejatinya ketergantungan politik Academy of Motion Picture Arts and Sciences, terhadap Pentagon dan kebijakan perang AS adalah penyebab terpilihnya The Hurt Locker
Jeff Angel Heart, salah seorang perwira AS yang bertugas di Irak sejak tahun 2001 mengecam keras kebohongan Hollywood soal perang Irak, seraya mengatakan,”Seandainya masyarakat mengetahui kejadian sebenarnya di Irak, mereka mengakui kebohongan film-film perang yang mengatasnamakan kebebasan dan pembelaan terhadap hak asasi manusia. Jangan lupa, Irak hanya contoh kecil dari arogansi besar Gedung Putih dan mitra-mitra Zionis yang mendominasi AS.” Hollywood berupaya memanipulasi tragedi yang dilakukan pemerintah AS, namun kali ini opini publik dunia tidak lagi bisa dibohongi.
Sumber: Indonesian IRIB
Tujuh tahun berlalu sejak pertama kali Amerika menyerbu Irak pada 18 Maret 2010. Adakah hasil yang diperoleh??
Hasil sementara: jutaan orang terbunuh termasuk Saddam, nihil untuk senjata kimia
Hasil nya,….
sukses menghancurkan penghalang yg paling keras thd berlangsungnya republik syiah (iran yg didirikan yahudi dan as lwt komeni), hasil kedua, berhasil mendirikan pemerintahan yg sefaham/seakidah dg barat (syiah ) di irak, hal irak tsb sekarang juga terjadi di yaman dmn pejuang islam dibom habis habisan tapi milisi yg seagama dg barat (syiah) di dukung dg dana milyaran dolar serta jutaan ton senjata (melalui iran) tuk menguasai yaman…
.brothers nyata terpampang , dimanapun as berperang melawan islam disitu syiah/majusi selalu berpartisipasi aktif mendukung barat ( hal ini sdh dari jaman perang salib dan saat penghancuran kekuasaan islam oleh mongol dmn syiah selalu berpartisipasi super aktif)……
Situasi terkini terjadi di suriah dan irak dmn kaum muslim yg hendak ke irak atau suriah harus menghadapi resiko di kejar kejar tuk ditangkap oleh pemerintah manapun tapi sebaliknya berjuta juta syiah bisa masuk dg leluasa aman melalui iran libanon dll tanpa hambatan dari PEMERINTAHAN negara manapun. Bahkan mrk dipersenjatai dan dilatih dg resmi oleh barat,iran di irak atau suriah……berpikirlah, dahulukan nash,(quran dan hadis) dan akal anda dari media barat
sudah ku duga ternyata memang ada konspirasi d balik kemenangan film inii..