Kepalanya tertunduk dengan serban dan janggut putih. Sementara jemarinya sibuk memutar tasbih. Saat itu, dia sedang berzikir di kompleks makam Fatimah binti Musa di kota Qom. Foto dari adegan itu kini bertebaran di berbagai portal media. Digunakan sebagai ilustrasi cerita tentang sahabat nabi atau tokoh sufi. Tak salah memang, sosok yang kerap disapa Syekh Bahjat ini juga disebut sebagai teladan para arif (uswah al-‘ārifīn).

Mohammad-Taqi Bahjat lahir tahun 1916 di kota Fuman, utara Iran. Seperti kebanyakan masyarakat di kota konservatif itu, latar belakang keluarganya religus. Namun belum genap berusia 16 bulan, dia sudah harus berduka kehilangan ibunya. Ayahnya, Mahmoud Bahjat Karbalai, yang dihormati masyarakat merawatnya. Selesai pendidikan dasar, Bahjat remaja hijrah ke Karbala pada tahun 1929 untuk mempelajari fikih dan usul. Lanjut tahun 1933, dia menuju Najaf untuk memperdalam teologi.

Keilmuan dan aktivitas mengajar

Setelah 15 tahun belajar di Irak, Bahjat muda kembali ke negaranya. Kebiasaannya untuk belajar sambil mengajar dilanjutkan di kota Qom. Tidak ingin dikenal banyak orang, pendidikan khārij al-fiqh dan uṣūl dilakukan di rumah. Namun, pengaruh kejeniusannya tak bisa dihindari. Ayatullah Morteza Haeri mengatakan, “Syekh Bahjat menarik perhatian para profesor karena keakuratan teori dan pertanyaan pentingnya. Hal itu membuktikan jika dirinya tidak kalah berkualitas dari yang lain, jika bukan yang terbaik di antara mereka.”

Cara Syekh Bahjat mengajar juga berbeda dengan ulama kebanyakan. Biasanya, guru akan menyajikan pertanyaan tingkat lanjut dan menukil pendapat ulama lain sambil mengkritik atau menguatkan. Lalu kesimpulannya adalah menerima salah satu pendapat itu. Tapi metode Syekh Bahjat begini: dia menyajikan pertanyaan dan menjelaskan alur argumentasi dalam menarik sebuah kesimpulan. Jika murid sudah familiar dengan pendapat para ulama beserta teorinya, dia akan tahu Syekh Bahjat mengkritik siapa atau menerima pendapat siapa.

Sejumlah murid Syekh Bahjat yang makruf di antaranya Ustaz Morteza Motahhari, Ayatullah Abdollah Javadi-Amoli, Ayatullah Mohammad-Taqi Mesbah-Yazdi, dan Ayatullah Mahdi Hadavi Tehrani.

Ketakwaan yang sejati

Di Karbala dan Najaf, Syekh Bahjat tidak hanya menuntut ilmu. Sejak remaja dia menaruh perhatian pada pengolahan jiwa, penyempurnaan akhlak, dan pendalaman ‘irfān. Seorang ulama mengatakan, “Tidak benar jika Syekh hanya orang saleh; dia orang yang bertakwa.” Sebagian besar malamnya digunakan untuk merenung, terutama mengenai ‘irfān. Dia tidak pernah membuang waktu, apalagi berkumpul untuk senang-senang. Dia juga menghindari pembicaraan yang sia-sia.

Syekh Bahjat bisa dianggap orang paling asketik di masanya. Dia sudah memahami kehidupan dunia. Materialisme tidak bisa membelenggunya. Syekh Mesbah-Yazdi bercerita, “Ayatullah Bahjat mengontrak rumah yang tidak lebih dari dua kamar. Dia biasa memasang tirai di ruang tengah untuk kami belajar dan keluarganya di sisi yang lain. Kehidupan sederhananya jauh dari kemewahan dan penuh dengan cahaya spiritual.”

Salat yang paling tulus

Syekh Bahjat punya koneksi kuat dengan Tuhannya. Bagi beberapa orang, salat berjemaah yang diimaminya merupakan yang terbaik dan paling tulus di Iran. Para makmum merasakan salat tersebut dihiasi spiritualitas yang sempurna. Rintihan dan tangisan dalam salatnya tidak bisa dipahami oleh orang awam. Hanya orang berhati dengki yang mencibir salat Syekh Bahjat.

Tentang salat berjemaahnya, Syekh Bahjat pernah berkata, “Seandainya para penguasa dunia mengetahui kepuasan yang dirasakan seseorang selama aktivitas penghambaannya, mereka akan menanggalkan kekuasaannya.” Syekh Bahjat meninggalkan dunia ini pada tanggal 17 Mei 2009 dalam usia 92 tahun

Referensi:

[1] Al-Badri, Mahmoud (2008). Uswat Al-Ārifeen (The Models of the Gnostics). Ansariyan Publications. ISBN 978-964-219-016-4.

[2] WikiShia. “Muhammad Taqi Bahjat”. Diakses pada 10 September 2021.

Komentar Anda?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.